Tren Teknologi 2022: Web 3.0, Metaverse dan Ransomware Makin 'Gila'

 Tren Teknologi 2022: Web 3.0, Metaverse dan Ransomware Makin 'Gila'

Sejumlah teknologi dan inovasi dikabarkan dapat jadi tren terhadap 2022. Kehadiran hal-hal berikut dinilai dapat merubah kehidupan manusia di dalam lebih dari satu tahun ke depan.

Pada tahun ini pandemi Covid-19 udah memaksa lahirnya budaya bekerja berasal dari tempat tinggal atau work from home (WFH) yang diiringi peningkatan penggunaan teknologi. Lalu perubahan strategi Facebook jadi Meta udah menyulut kembang api Metaverse, sebuah dunia baru yang disebut replika realita di dalam wujud digital.

Dengan menyaksikan tren yang saat ini tengah berkembang, 2022 disebut dapat memberikan lebih banyak teknologi dan inovasi yang menarik. Berikut lebih dari satu hal yang diperkirakan dapat jadi tren terhadap 2022 layaknya diberitakan AFP: https://www.alkisahnews.com/

Web 3.0 dan Kripto

Fase pertama internet adalah pembuatan situs situs dan blog, yang jadi cikal dapat lahirnya perusahaan layaknya Yahoo, eBay, dan Amazon.

Kemudian tingkatan berikutnya adalah Web 2.0 yang ditandai sarana sosial dan konten buatan pengguna di situs-situs layaknya Facebook dan YouTube.

Platform ii "mendapatkan duit dan mengendalikannya, mereka melewatkan Anda gunakan platform mereka," rangkum Benedict Evans, seorang analis berdiri sendiri yang berspesialisasi di Silicon Valley.

Dengan teknologi yang selamanya bergerak dinamis ke arah perkembangan, tersedia bisa saja internet dapat memasuki fase ketiganya atau situs 3.0.

Evans menyebut di dalam sebuah podcast bahwa di dalam fase ketiga ini, pengguna, pencipta, dan pengembang dapat punyai otoritas dan suara di dalam platform dengan cara kerja yang sifatnya lebih kooperatif.

Langkah revolusioner semacam itu amat bisa saja diwujudkan oleh teknologi blockchain, di mana program computer terjadi di di dalam jaringan dengan ribuan atau jutaan komputer.

Sejauh ini, blockchain udah memungkinkan timbulnya mata duit kripto layaknya bitcoin, dan objek digital unik layaknya gambar atau animasi yang disebut NFT.

"Kami banyak bicara berkenaan keuangan terdesentralisasi, namun aku pikir terhadap tahun 2022 kami dapat menyaksikan lebih banyak persoalan penggunaan lokal, yang dapat memasuki kehidupan sehari-hari," kata Bchiri berasal dari perusahaan konsultan Fabernovel.

Karena duit digital yang sifatnya amat fluktuatif layaknya Bitcoin udah raih rekor nilai tertinggi terhadap 021, gelombang besar pemain udah masuk ke di dalam sistem keuangan ini.

Ransomware di mana-mana

Peningkatan tidak cuma terjadi terhadap teknologi yang berdampak baik, namun terhitung terhadap serangan ransomware dan kebocoran data.

Lonjakan terhadap serangan ransomware dan kebocoran knowledge terhadap 2021 tampaknya dapat meluas ke tahun mendatang.

Perampokan dan pemerasan di dunia maya membobol jaringan korban untuk menenkripsi data, lalu menghendaki tebusan.

Tebusan berikut kebanyakan dibayarkan lewat mata duit kripto yang sebagai imbalan supaya knowledge sanggup dibuka kembali

Pertemuan lebih dari satu segi udah memicu tren serangan siber ini, terhitung nilai mata duit kripto yang melonjak, kesediaan korban untuk membayar, dan kesusahan yang dimiliki pihak berwenang di dalam menangkap penyerang atau peretas.

Perusahaan keamanan siber SonicWall menulis terhadap akhir Oktober: "Dengan 495 juta serangan ransomware yang dicatat oleh perusahaan terhadap tahun ini sampai sekarang, 2021 dapat jadi tahun yang paling mahal dan beresiko di dalam catatan (kejahatan siber)."

"Ketika aku memikirkan berkenaan 2022, hal yang paling aku dan rekan aku hiraukan adalah ransomware. Ini amat menguntungkan," tulis Sandra Joyce, wakil presiden eksekutif dan kepala intelijen global di perusahaan keamanan siber Mandiant.

Regulasi untuk raksasa teknologi?

Cukup sukar menginginkan sebuah regulasi sanggup secara menyeluruh menyesuaikan raksasa teknologi, namun serangkaian ancaman ketetapan dan hukum yang diluncurkan terhadap 2021 tampaknya dapat memicu keriuhan.

Di Amerika Serikat, gugatan monopoli Komisi Perdagangan Federal terhadap Facebook merupakan ancaman nyata bagi raksasa sarana sosial, walau pengadilan udah satu kali menampik persoalan tersebut.

Kemungkinan dapat lebih banyak tuntutan hukum dan investigasi federal sesudah laporan yang membuktikan eksekutif Facebook mengerti bahwa situsnya sanggup memicu kerugian.

Tuntutan dan investigasi berikut bisa saja sanggup memicu lahirnya undang-undang baru.

Beberapa kritikus menjelaskan motivasi utama perusahaan untuk mewujudkan metaverse, atau versi realitas virtual internet adalah usaha untuk mengalihkan topik obrolan sesudah bertahun-tahun dikritik.

Apple hindari serangan terhadap 2021 ketika pengadilan federal AS menjelaskan pembuat Fornite Epic Games gagal membuktikan pembuat iPhone itu memegang monopoli ilegal, meski pengadilan selamanya memerintahkan perusahaan untuk melonggarkan kendali atas App Store-nya.

Lebih lanjut, ketetapan baru bisa saja dapat datang lebih cepat di Uni Eropa dikarenakan pemerintahnya lebih mendorong kelahiran undang-undang baru, layaknya Undang-Undang Layanan Digital yang dapat menciptakan pengawasan yang lebih ketat terhadap konten beresiko dan ilegal di platform layaknya Facebook.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Merawat Produk berasal dari Kulit agar Tetap Awet

Tempat Wisata Terdekat di Sumesertag Jawa Barat, separuh antara lain sedikit Diketahui!

Hal-hal Yang Bisa Membunuh Rayap